Setelah mengalami rebound 6.4% dalam enam sesi
terakhir, indeks utama Nikkei – Jepang (N225) melanjutkan rally hingga
2.35% di hari Jumat (8/3) terutama lantaran kalangan investor menuai
keuntungan dari pelemahan yen yang tumbang hingga mencapai kisaran
rendah seperti di tahun 2009 terhadap dollar.
Di perdagangan akhir pekan ini, USDJPY bergerak di
kisaran 95.30-an setelah melesat hingga 95.44. Dan yen semakin tertekan
setelah data neraca perdagangan Jepang (trade balance) muncul pada angka
yang kian memburuk dalam dua tahun terakhir
Pelemahan yen langsung di respon oleh kalangan
eksportir. Tercatat saham Mazda Motor Corp. naik 4.6%, saham Bridgestone
Corp. melonjak hingga 4.1%, dan Alps Electric Co. melejit 7.3%.
Sementara saham lapis dua seperti Matsui Securities Co. turut menguat
hingga 2.2% dan Credit Saison Co. melesat hingga 4.9%.
Menjelang penutupan perdagangan, indeks Nikkei
tercatat meraih angka sebanyak +280.17 poin pada kisaran 12248.25,
sedangkan indeks Nikkei futures menguat +275 poin di area level 12185.
Sterling Semakin Turun, Imbas Ekspektasi QE Lanjutan Oleh BOE
Sterling
pada perdagangan minggu kemarin (3 - 8 Maret) secara umum terpantau
menunjukkan tren melemah terhadap Dollar AS. Perdagangan pasangan mata
uang GBP/USD ini setelah dibuka pada kisaran 1.5039 di awal minggu
perdagangan telah turun sekitar -117 pips atau sekitar -0.78 % dan
ditutup pada kisaran 1.4922.
Analis mengemukakan bahwa sentimen negatif terhadap
Poundsterling Inggris nampak kembali diterima oleh mata uang tersebut
terkait dengan menguatnya dugaan bahwa Bank of England akan meningkatkan
kebijakan stimulus moneter dalam waktu mendatang.
Adapun pada perdagangan pada minggu ini (10 - 15
Maret), range normal perdagangan GBP/USD mingguan diperkirakan akan
memiliki level support pada kisaran 1.4806 lalu kemudian di 1.4690.
Sedangkan level resistance pada kisaran 1.5118 kemudian pada 1.5314.
Pergerakan pasangan mata uang ini diperkirakan akan
dipengaruhi oleh beberapa rilis data ekonomi yang diantaranya adalah :
Manufacturing Production m/m dan NIESR GDP Estimate.
Harga Emas Meningkat 0.1% Pada Akhir Minggu
Data
pekerja yang dinantikan para investor pada hari Jumat lalu menunjukan
perbaikan dimana data jobless rate turun ke terendah 5 tahun ke 7.7% di
bulan Februari, dan NFP, gaji pekerja naik ke 236,000 dibanding bulan
Januari di 119,000. Setelah pengumuman ini maka harga emas anjlok $11.30
atau 0.7% menjadi $1,563.90 per ounce.
Data Ekonomi Cina menunjukan bahwa terjadi surplus sebesar $15.25 juta dibanding januari sebesar $29.15 di bulan Januari
Pernyataan Bernanke sebelumnya akan menghentikan
dana stimulus apabila jobless rate di bawah 6.5%, berarti dengan
penurunan jobless rate menjadi sebesar 7.7% masih diatas dari data
penghentian dana stimulus sehingga pada akhir perdagangan di pasar AS
harga emas kembali naik sehingga emas April naik 0.1% menjadi $1,576.90
per ounce. Harga emas minggu ini naik 0.3%, setelah 4 minggu
berturut-turut turun.
Resistant pertama di $1,581.70 dan berikut ke
$1,590 per ounce, sedangkan support di $1,560.40 dan berikut ke
$1,554.30 per ounce.
Harga perak Mei naik 0.5% menjadi $28.948 per ounce
di Comex, kenaikan selama enam minggu berturut-turut, rally terlama
sejak 23 Januari.
Resistant pertama pada $29.14 dan berikut pada $29.25 per ounce, sedangkan support di $28.325 dan berikut ke $27.925 per ounce.
No comments:
Post a Comment